
Seputar Informasi Kesehatan
Pelumas buatan seringkali menjadi solusi bagi wanita yang mengalami kekeringan vagina saat berhubungan seksual. Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua pelumas aman digunakan? Beberapa bahan dalam pelumas bisa menyebabkan iritasi atau peradangan pada vagina. Maka, penting untuk berhati-hati dalam memilih pelumas agar kesehatan vaginal tetap terjaga.
Kenapa Vagina Bisa Kering?
Ketika terangsang, vagina secara alami menghasilkan pelumas untuk mempermudah hubungan seksual. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa mengurangi produksi pelumas alami, seperti perubahan hormon, menopause, penggunaan obat-obatan tertentu, kebiasaan merokok, atau penyakit autoimun seperti sindrom Sjögren. Jika ini terjadi, gesekan yang timbul saat berhubungan seksual bisa menyebabkan rasa sakit dan iritasi.
Inilah saatnya pelumas buatan menjadi penyelamat! Selain mencegah iritasi, pelumas juga dapat meningkatkan kenyamanan dan kenikmatan seksual. Namun, perlu diingat, tidak semua pelumas aman digunakan. Beberapa bahan kimia dalam pelumas bisa merusak keseimbangan mikroorganisme dalam vagina, bahkan memicu infeksi.
5 Bahan Pelumas yang Sebaiknya Dihindari
Banyak pelumas yang mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa menimbulkan masalah pada vagina. Berikut adalah lima bahan pelumas yang sebaiknya dihindari:
Gliserin
Pelumas yang mengandung gliserin, terutama yang tidak diencerkan, dapat merusak jaringan vagina dan memicu peradangan. Selain itu, gliserin dapat menghambat pertumbuhan bakteri baik (Lactobacillus spp.) yang melindungi vagina dari infeksi jamur dan bakteri berbahaya.
Paraben
Paraben sering digunakan sebagai bahan pengawet, namun dalam pelumas vagina, kandungan paraben bisa mengiritasi lapisan mukosa vagina. Bahkan, paparan paraben diduga berhubungan dengan masalah kesuburan dan gangguan endokrin.
Chlorhexidine Gluconate
Meski memiliki sifat antimikroba, chlorhexidine gluconate dapat membunuh banyak strain Lactobacillus, yang berfungsi menjaga keseimbangan mikroflora vagina. Hal ini dapat mengganggu pH alami vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
Nonoxynol-9
Nonoxynol-9 sering digunakan dalam spermisida, tetapi sebaiknya dihindari dalam pelumas. Bahan ini menghambat pertumbuhan Lactobacillus spp. dan dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS).
Propilen Glikol
Umumnya ditemukan dalam produk kosmetik, propilen glikol dalam pelumas vagina dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan jaringan. Penggunaannya dalam area sensitif seperti vagina bisa berisiko memperburuk kondisi kesehatanmu.
Pilih Pelumas yang Aman
Untuk menghindari efek samping yang merugikan, pastikan pelumas yang kamu pilih tidak mengandung bahan-bahan berbahaya di atas. Sebagai alternatif, berikut adalah pilihan pelumas yang lebih aman untuk kesehatan vagina:
Pelumas berbahan dasar air, tanpa gliserin
Pelumas berbahan dasar silikon
Pelumas berbahan dasar minyak, seperti minyak kelapa, minyak mineral, atau petroleum jelly
Selain itu, pastikan pelumas yang kamu pilih memiliki pH yang menyerupai pH cairan vagina sehat (sekitar 3,8–4,5). Hal ini penting agar keseimbangan bakteri baik di dalam vagina tetap terjaga.
Jaga Kesehatan Vagina dengan Cermat
Penggunaan pelumas dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa sakit saat hubungan seksual, tetapi penting untuk memilih produk yang aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Jika kamu merasa pelumas yang digunakan menyebabkan reaksi negatif, seperti gatal, ruam, atau bengkak pada vagina atau area sensitif lainnya, segera konsultasikan dengan dokter.
Dengan memilih pelumas yang tepat, kamu bisa menjaga kesehatan vagina dan menikmati hubungan seksual tanpa rasa khawatir. Jangan ragu untuk bertanya atau berkonsultasi melalui layanan kesehatan online jika kamu merasa ragu!