
Seputar Informasi Kesehatan
Bersin-bersin saat berada di taman atau ketika musim bunga tiba? Bisa jadi itu tanda alergi serbuk bunga. Meski sering dianggap sepele, alergi ini bisa cukup mengganggu aktivitas, terutama jika gejalanya muncul setiap hari.
Yuk, kenali lebih jauh apa itu alergi serbuk bunga, penyebabnya, gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya!
Alergi serbuk bunga atau hay fever (rhinitis alergi) adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap serbuk sari dari tanaman berbunga. Bagi sebagian orang, serbuk sari ini dianggap sebagai zat berbahaya, sehingga tubuh meresponsnya dengan memunculkan gejala alergi.
Walaupun lebih sering terjadi di negara empat musim saat musim semi, alergi ini juga bisa dialami di negara tropis seperti Indonesia, terutama di daerah dengan banyak tumbuhan atau taman.
Alergi ini muncul saat tubuh bereaksi berlebihan terhadap serbuk sari yang terhirup. Faktor pemicunya bisa berbeda-beda untuk setiap orang, tetapi beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko alergi serbuk bunga antara lain:
Faktor keturunan – Jika orang tua memiliki riwayat alergi, kemungkinan besar anaknya juga bisa mengalami hal yang sama.
Riwayat alergi lain – Misalnya eksim atau asma.
Paparan lingkungan – Tinggal di daerah dengan banyak tanaman atau kebun bisa meningkatkan risiko terpapar serbuk sari.
Gejala alergi bisa muncul sesaat setelah terpapar atau bahkan setelah beberapa jam. Gejala umum yang sering dialami antara lain:
Hidung tersumbat atau meler
Bersin-bersin
Mata gatal, merah, dan berair
Tenggorokan terasa gatal
Batuk ringan
Kulit ruam atau gatal-gatal
Indra penciuman menurun
Pada sebagian orang, gejala ini bisa memburuk jika tidak ditangani, bahkan memicu serangan asma atau kesulitan bernapas.
Walaupun tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, alergi serbuk bunga bisa dikendalikan agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Usahakan tidak terlalu lama berada di luar ruangan saat musim berbunga tiba atau saat cuaca sedang kering dan berangin. Tutup jendela rumah dan mobil, terutama saat pagi hari ketika jumlah serbuk sari paling tinggi.
Saat harus keluar rumah, gunakan masker dan kacamata untuk mengurangi kontak langsung dengan serbuk bunga.
Setelah beraktivitas di luar, segera mandi dan ganti pakaian untuk membersihkan tubuh dari serbuk sari yang menempel. Rutin mencuci sprei dan gorden juga bisa membantu mencegah gejala kambuh.
Antihistamin, dekongestan, atau semprotan hidung bisa membantu meredakan gejala. Namun, sebaiknya konsumsi obat sesuai anjuran dokter agar aman dan efektif.
Jika alergi berlangsung kronis dan sangat mengganggu, dokter mungkin akan menyarankan imunoterapi, yaitu pemberian dosis alergen kecil secara berkala untuk membangun toleransi tubuh.
Alergi serbuk bunga bisa mengganggu, tetapi bukan berarti tak bisa diatasi. Dengan mengenali pemicunya dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, gejalanya bisa dikendalikan dan Anda tetap bisa menjalani hari dengan nyaman. Jika gejala terasa berat atau tidak membaik, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, ya.